TUGAS 3 TUTORIAL ONLINE MK MANAJEMEN PERUBAHAN (EKMA4565)
TUGAS 3 TUTORIAL ONLINE MK MANAJEMEN PERUBAHAN (EKMA4565)
Setiap organisasi
tidak dapat menggantungkan pada kelemahan pihak lain dan memanfaatkan
kecerdasannya maka diperlukan kemampuan dalam mengelola pengetahuan dan
menjadikannya sebagai organisasi pembelajar. Sedangkan organisasi pembelajar
yang berisi individu pembelajar dan di dukung oleh infrastruktur yang kuat
dapat menjalankan visi misi dengan sukses. Individu pembelajar harus
mengembangkan ilmu dan membangun peradaban bukan hanya tetap eksis tetapi harus
mampu berkembang dan menjadi tangguh serta dapat bertahan di era yang penuh
dengan ketidakpastian ini. Penumbuhan iklim organisasi pembelajaran harus dibarengi
dengan penciptaan mekanisme yang bisa mendorong kegiatan proses pembelajaran
diantara para individu bisa berlangsung lebih terpadu. Disini peran knowledge
management atau manajemen pengetahuan menjadi amat kritikal sebab melalui
mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar
diantara segenap individu bisa dikelola secara efektif dan didesain agar
selaras dengan arah strategi organisasi.
https://albai96.blogspot.com/2022/07/tugas-1-kewirausahaan.html
https://albai96.blogspot.com/2022/07/tugas-2-tutorial-online-pemasaran.html
https://albai96.blogspot.com/2022/02/tugas-2-ekma4478-analisis-kasus-bisnis.html
https://albai96.blogspot.com/2022/02/tugas-2-akuntansi-manajemen.html
https://albai96.blogspot.com/2022/02/tugas-1-akuntansi-manajemen.html
https://albai96.blogspot.com/2022/02/tugas-1-ekma-4371-manajemen-rantai.html
https://albai96.blogspot.com/2022/02/tugas-1-analisis-kasus-bisnis.html
https://albai96.blogspot.com/2022/02/tugas-2-audit-sdm.html
https://albai96.blogspot.com/2022/02/diskusi-4-pengantar-bisnis.html
Pengetahuan tidak
hanya berupa data dan informasi saja, tetapi perlu transfer pengetahuan dari
karyawan ke dalam sistem sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan dalam pengambilan putusan. Persaingan bisnis menuntut organisasi
untuk terus kompetitif, sehingga bisnis yang berjalan dapat berubah dengan
cepat. Para pengambil putusan menyadari hal tersebut dan mereka perlu
mengembangkan pengetahuan dan strategi untuk mendukung pengambilan keputusan.
Di sinilah peran kecerdasan buatan dan teknologi informasi dalam membangun
sebuah sistem baru yang dapat menangkap, menyimpan, membagi, memberikan solusi
data dan informasi serta pengetahuan. Struktur Organisasi yang begitu kompleks
menyebabkan pengetahuan menjadi terpecah-pecah dan sulit untuk menentukan,
berbagi dan menggunakan kembali pengetahuan tersebut yang dikatakan oleh Zack
(dalam Natalea, 2010). Ketika learning organization telah menjelma,
dalam wujud yang sempurna, maka ia ibarat sebuah taman impian. Itulah taman
yang menjadikan semua anggotaberkeinginan untuk terus menerus belajar dan
dengan penuh semangat saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Sebuah taman
semakin berat maka diperlukan perubahan paradigma diorganisasi.tempat semua
anggota dinaungi spirit keriangan untuk selalu mempersembahkan karya terbaik.
Organisasi
Pembelajar
Secara general
konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk
terusmenerus melakukan proses pembelajar (self-learning) sehingga
organisasi tersebut memiliki kecepatanberpikir dan bertindak dalam merespon
beragam perubahan yang muncul (Tjakraatmadja & Lantu,2006). Dalam konteks
riil, tema tentang learning organization ini diyakini telah menjadi satu jurus
jituuntuk berkelit dari kekalahan suatu persaingan bisnis dan yang harus dilakukan
untuk membangunlearning organization yang tangguh adalah dengan membangun iklim
dialog dan knowledge sharingyang kuat. Elemen ini penting sebab proses
pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jikatidak ada komitmen yang
kokoh diantara para karyawan apapun levelnya.
Untuk bertukar
gagasan dan pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informallearning
(pembelajaran informal). Proses pembelajaran informal layak disebut sebab
berdasarkan risetkegiatan ini memiliki peran yang amat signifikan dalam
mengembangkan kemampuan belajarorganisasi dan bahkan acap lebih efektif
dibanding proses formal learning di antara para karyawanbisa berlangsung
lebih terpadu. Di sini peran knowledge management menjadi amat kritikal,
sebabmelalui mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan
yang tersebar diantarasegenap karyawan bisa dikelola secara efektif dan
didisain agar selaras dengan arah strategiperusahaan. Tentu saja proses
penumbuhan learning organization yang solid tidak bisa hanyaberlangsung
semalam. Tapi jika mampu benar-benar diwujudkan, maka fantansi tentang
hadirnyataman impina bisa menjadi kenyataan. Itulah taman tempat setiap
individu bisa terus belajar bergerakmembangun peradaban yang agung nan mulia.
Menurut
Tjakraatmadja & Lantu (2006) organisasi sejatinya sangat mirip dengan
manusia.Bukankah pada hakekatnya organisasi adalah sekumpulan manusia dengan
tujuan, sistem, struktur dankultur tertentu, agar organisasi berkembang dan
memiliki keunggulan kompetitif, organisasi mestimemiliki otak yang cemerlang
atau memiliki IQ (Intelligence Question) yang tinggi. Untukmemperoleh IQ
yang tinggi terdapat dua persyaratan yaitu: (1) mempunyai tradisi sebagai
organisasipembelajaran (learning organization); (2) mempunyai kemampuan
untuk mengelola pengetahuan(knowledge management) dengan baik. Dalam
organisasi pembelajaran (learningorganization),komitmen dan kapasitas
belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiaptataran
organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda
danSamsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi
menjadipengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan
meningkatkan kemampuan organisasi.Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran
merupakan wadah dengan sistem tertentu yangmemungkinkan anggota organisasi
untuk terus belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.
Kultur Organisasi
dan Knowledge Management
Budaya organisasi adalah sebuah nilai yang
dipegang oleh orang-orang dalam organisasi tersebut dan merupakan pembeda dari
organisasi lainnya. Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006) kultur organisasi
adalah penggerak utama dalam laju bisnis organisasi. Untuk memulai sebuah
knowledge management dalam sebuah organisasi tidaklah mudah. Organisasi tersebut
harus sudah memiliki sebuah kultur sharing knowledge yang sudah berakar dan
menjadi pola kerja para karyawannya. Organisasi yang telah menerapkan hal ini
dapat disebut sebagai Learning organization yaitu organisasi yang
memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada dalam organisasi
tersebut untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya. Dia merupakan
organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan mengelola perubahan itu
sendiri (managing change). Learning organization memiliki kemampuan untuk
belajar dan menfasilitasi aspek-aspek dari proses belajar dan bisa terus
menerus melakukan perubahan dengan demikian karyawan mempunyai semangat untuk
terus menerus berkembang melakukan perubahan-perubahan dan terus menerus.
Perusahaan yang memiliki semangat “learning organization” juga mempunyai
karyawan yang bisa belajar dari kesalahan mereka, berbagi pengetahuan dengan
karyawan yang lain dan bisa berkomunikasi secara terbuka dengan karyawan
lainnya. Dilihat dari level managerial pun organisasi ini akan memiliki
pemimpin yang bisa melatih, membantu, memberikan motivasi, menjadi pendorong
dalam pengambilan keputusan. Menurut Senge (1990) karyawan harus merubah cara
pandang mereka, harus bisa mengembangkan kemampuan dan harus siap berubah, bisa
mengerti keseluruhan dari fungsi organisasi dan merumuskan misi perusahaan
sebagai bagian dari team. Komponen dari suatu learning organization
secara umum adalah terdiri dari learning (belajar), organization (organisasi),
people (orang), knowledge (pengetahuan) dan technology (teknologi), komponen di
atas sudah banyak diterapkan di banyak organisasi. Seperti yang diusulkan
Senge, terdapat lima unsur penting mesti diperhatikan dalam pembentukannya,
yakni visi bersama yang mesti digapai, model mental, keahlian personal,
pembelajaran tim, dan berpikir sistematik. Mengingat pentingnya learning
organization dalam suatu perusahaan terlebih dalam pengembangan suatu knowledge
management maka diperlukan suatu keinginan dari perusahaan untuk
meningkatkannya.
Hakekat Knowledge
Management
Knowledge yang
dibicarakan di sini bukanlah sain atau ilmu pengetahuan dikutip dari Munir
(2008) menyatakan bahwa “Pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan ketrampilan
yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah.” Definisi yang lebih
mengarah menjelaskan bahwa pengetahuan adalah “informasi yang terstruktur dan
terpakai secara merata dan digunakan untuk memberikan arahan agar terjadi
proses transformasi (proses kerja) yang efisien dan efektif, sekaligus
informasi itu pula dibutuhkan untuk pengendalian hasil yang dikutip dari
Tjakraatmadja & Lantu (2006). Faktor efektif menjadi amat menentukan dan
suatu informasi dapat menjadi pengetahuan jika memiliki kapasitas untuk
melakukan tindakan atau memecahkan masalah secara efektif.
Perkembangan
perekonomian ke arah globalisasi yang diindikasikan dengan perkembangan pesat
dalam teknologi informasi dan teknologi komunikasi, membawa dampak pada
pentingnya pengembangan sumber daya manusia atau karyawan yang berbasis
pengetahuan (knowledge based worker) untuk kmenunjang setiap aktivitas dalam
organisasi. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi menuntut penguasaan
teknologi untuk diaplikasikan dalam aktivitas organisasi, sehingga dapat
diperoleh manfaat dari teknologi tersebut. Di sisi lain, globalisasi telah
mengubah pandangan masyarakat bisnis dunia menjadi knowledge society dan
membawa dampak pada berkembangnya persaingan berbasis pengetahuan (knowledge
based competition). Untuk merespon perubahan tersebut, diperlukan
pengelolaan pengetahuan yang baik dan benar di dalam organisasi sehingga
efektifitas dan kinerja organisasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan merupakan
salah satu bentuk intangible asset yang sangat berperan dalam persainga yang
dialami organisasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan karyawan dalam
organisasi, maka semakin mudah untuk mengikuti perubahan sesuai dengan
tugasnya. Manajemen pengetahuan sebagai proses dimana organisasi mengumpulkan
aset pengetahuan (knowledge asset) dan menggunakannya untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif. Dengan pengembangan pengetahuan yang dimiliki, karyawan
akan mengetahui atau memahami apa yang dibutuhkan untuk mampu mengerjakan
tugasnya dengan baik. Ketika organisasi melakukan investasi yang besar terhadap
usaha mengumpulkan aset pengetahuan (knowledge asset), maka organisasi
harus dapat mengetahui seberapa besar dampak dari implementasi manajemen
pengetahuan terhadap kinerja organisasi dan yakin bahwa apa yang dilakukan
organisasi dalam rangka mengumpulkan aset pengetahuan sejalan dengan visi dan
misi organisasi. Oleh karena itu, pengetahuan ditempatkan secara strategis
sebagai salah satu syarat pentingbbagi kemajuan perilaku karyawan yang juga
berdampak pada kinerja organisasi.
PT TELEKOMUNIKASI
INDONESIA
Telkom,
Organisasi Pembelajar
Telkom telah memasuki bisnis telekomunikasi di era kompetisi sehingga
seluruh sendi aktivitas bisnis dituntut untuk lebih mampu merespon kompetisi
tersebut secara efektif. Telkom telah mencanangkan visi untuk menjadi digital telco
pilihan utama untuk memajukan masyarakat, sehingga untuk mewujudkannya
diperlukan penyelarasan budaya korporasi dan kepemimpinan transformasional guna
mengkondisikan respon seluruh komponen organisasi pada model perilaku yang
selaras dengan nilai-nilai inti yang disesuaikan dengan strategi korporasinya
sehingga mampu mensinergikan seluruh upaya pencapaian tujuan secara efektif.
Visi TELKOM yaitu to become a leading InfoCom player in
the region. TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom
terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia
Pasifik.
TELKOM memiliki misi memberikan layanan one stop InfoCom
services with excellent quality and competitive price and to be the role model
as the best managed indonesian corporation dengan jaminan bahwa pelanggan akan
mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas,
dengan harga kompetitif.
TELKOM mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang
kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling
mendukung secara sinergis.
Untuk itu diperlukan kerangka budaya baru perusahaan yang disesuaikan
dengan nuansa kompetisi yang dihadapi Telkom serta diberlakukan sebagai
landasan bagi proses transformasi budaya secara menyeluruh. The Telkom Way
memberikan pemahaman atas konsepsi budaya perusahaan agar diperoleh kesamaan
persepsi serta keseragaman pola pengembangannya. Pengembangan Budaya Korporasi
di Telkom adalah untuk menggugah kesadaran seluruh komponen organisasi tentang
pentingnya budaya korporasi dalam memelihara daya tahan dan mensinergikan daya
saing, terbentuknya keselarasan budaya perusahaan dengan strategi perusahaan
dan terbangunnya competitive advantage melalui penguatan nilai-nilai yang telah
dirumuskan dalam budaya korporasi The Telkom Way.
Sejalan dengan pengembangan budaya perusahaan mulai tahun 2003, Telkom
juga telah melakukan restrukturisasi internal dengan membangun pola
kepemimpinan transformasional dan melakukan penyesuaian kompensasi kepada
segenap karyawannya, dua hal yang diyakini mampu memberikan stimulan bagi
pengembangan sumber daya manusia dan tujuan perusahaan. Untuk melaksanakan
strategi perusahaan dalam mencapai dan menjaga sustainable growth, upaya
pemenangan persaingan dikondisikan melalui pendekatan customer centric sehingga perlu dilakukan
perubahan yang fundamental dalam pengorganisasian dan pengendalian aktivitas
bisnis perusahaan pada seluruh unit bisnis.
Manajemen
Pengetahuan di Telkom
Secara umum, PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah menerapkan manajemen pengetahuan. PT
Telekomunikasi Indonesia, Tb adalah perusahaan publik yang berlatar belakang
perusahaan negara (Badan Usaha Milik Negara–BUMN). PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk juga merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan manajemen pengetahuan
yang cukup berkembang dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya
penghargaan berupa MAKE (Most Admired Knowledge Enterprises) oleh sebuah
organisasi konsultan, yaitu Dunamis (pemegang lisensi Stephen Covey di
Indonesia), yang memberikan penghargaan tahunan bagi perusahaan di Indonesia
yang dianggap terbaik dalam penerapan manajemen pengetahuan.
PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk memiliki sasaran visi dan misi yang ingin dicapai. Untuk
mencapai sasarannya, perusahaan merancang suatu strategi. Strategi perusahaan
merupakan salah satu fondasi yang harus tetap diacu dalam implementasi setiap
inisiatif-inisiatif suatu organisasi, termasuk di dalamnya inisiatif
implementasi manajemen pengetahuan.
Pengetahuan
merupakan aset kunci agar suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang
kontinu. Keunggulan kompetitif tersebut diperoleh dari dampak implementasi
manajemen pengetahuan terhadap kinerja organisai di berbagai bidang,
diantaranya bidang operasi dan pelayanan, bidang pengembangan kompetensi inti,
bidang pemeliharaan ketersediaan pengetahuan, dan bidang inovasi dan
pengembangan produk. Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu perusahaan dalam
menciptakan nilai bisnis dan keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian, dan pengaplikasian semua
pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Proses makro
manajemen pengetahuan TELKOM yaitu:
1. Knowledge
Acquisition
Proses akuisisi
terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan (perencanaan
strategis, pengembangan produk dan layanan, serta operasi infrastruktur dan
layanan) sadar bahwa mereka perlu mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi
pengetahuan terjadi ketika proses interaksi antara eksekutor (knowledge
buyer) dengan knowledge source (knowledge seller) berlangsung
dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari knowledge
source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari brainware/knowledge
worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul
dari konsumen dan eksternal perusahaan.
2. Knowledge
Sharing
Knowledge sharing
melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan
kolaborasi. Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu
forum formal dan forum informal. Forum formal yaitu pertemuan rutin yang
dilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi operasional, serta
inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge sharing
berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline
(forum, rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling
and coaching, dan training).
3. Knowledge
Utilisation
Ukuran
keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan
proses bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledgecreation
terjadi ketika karyawan memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan
menerapkan pengetahuan yang tersedia.
Pembelajaran
Organisasi di Telkom
PT. Telkom
merasakan tantangan besar dalam menghadapi dinamika dankompleksitas lingkungan
bisnis yang menuntut peran yang lebih besar dalampembelajaran organisasinya.
Organisasi yang menerapkan keunggulanmengharuskan organisasi belajar secara
terus menerus dan mentransformasikan diri pada lingkunga organisasi.Dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat perusahaan dituntut secara terus-
menerus dan mampu melakukan perbaikan terhadap sumber daya dan modal
intelektual atau kapabilitas yang dimiliki perusahaan, karena sumber daya dan
modal intelektual perusahaan merupakan fondasi dan pilar strategi dalam
perusahan, tanpa sumber dayadan modal intelektual yang unggul perusahaan akan
menghadapi banyak permasalahan dalam menghadapi persaingan di pasar.Keunikan
sumber daya dan kapabilitas perusahaan apabila dikelola dandimobilisasi dengan
baik dan tidak dimiliki oleh kompetitor lain akan menghasilkankeunggulan
kompetitif yang sustainable/berkelanjutan dalam perusahaan yang
mampumemenangkan persaingan dalam pasar. Hasil kajianAstuti, Hendri and Nim(2011)menyimpulkan
bahwa pembelajaran organisasi dan modalintelektual menpunyai korelasi kuat,
berpengaruh signifikan dan positif; pengaruh Pembelajaran Organisasi terhadap
Keunggulan Bersaing mempunyai korelasi kuat, berpengaruh signifikan dan positif;
sedangkan pengaruh Modal Intelektual terhadapKeunggulan Bersaing mempunyai
berkorelasi kuat, berpengaruh signifikan dan positif.Dalam perhitungan analisis
korelasi parsial dan simultan diperoleh hasil bahwa bahwapengaruh secara
parsial lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh simultan padaPembelajaran
Organisasi dan Modal Intelektual.
Sumber: Andria
dan Trisyulianti (2011); Sugandi (2011); Astuti, Hendri and Nim, (2011)
1. |
Jelaskan karakteristik pengembangan
organisasi/organization development (OD) pada Telkom! |
25 |
2. |
Berdasarkan
kasus di atas, jelaskanshared vision
dari Telkom sebagai organisasi
pembelajar! |
25 |
3. |
Berdasarkan informasi pada artikel di atas, disebutkan bahwa: Dalam organisasi pembelajaran (learningorganization),
komitmen dan kapasitas belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi
seluruh anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan
pendekatan ini adalah Honda dan Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan
organisasi merubah informasi menjadi pengetahuan yang berharga (valued
knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan organisasi. Boleh dikatakan,
organisasi pembelajaran merupakan wadah dengan sistem tertentu yang
memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat
meningkatkan kemampuannya. Dari deskripsi tersebut, berikan simpulan tentang subsistem
Pembelajaran, khususnya pada Subsistem Pengetahuan pada organisasi pembelajar,
dengan mengaitkan penjelasan yang ada di BMP modul 5. |
25 |
4 |
Berdasarkan artikel di atas, berikan
simpulan tentang pentingnya knowledge management sebagai bagian tidak
terpisahkan dari kehidupan sebuah organisasi/perusahaan, lebih-lebih jika
organisasi tersebut adalah organisasi yang berbasis pengetahuan seperti Telkom.
Lengkapi jawaban dengan memberikan ulasan pelaksanaan knowledge management
di Telkom. |
25 |
Skor Total |
100 |
JAWABAN 1
pengembangan organisasi/organization development (OD) sebagaimana dikemukakan Michael Beer (1980) adalah aplikasi dan transfer pengetahuan berbasis pada ilmu prilaku (behavioral science) yang diterapkan secara sistemik dan terencana dalam rangka untuk mengembangkan, meningkatkan dan menguatkan kembali strategi, struktur dan proses organisasi sehingga tercipta efektivitas organisasi.
Karakteristik OD menurut Harvey & Brown (1996: 4-5) adalah:
1. Perubahan terencana
Perubahan bersifat terencana yang dilakukan seorang manajer untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pendekatan kolaboratif
Perubahan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif dan melibatkan banyak pihak terkait
3. Berorientasi kinerja
Perubahan menekankan pada cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja
4. Berorientasi humanism
Perubahan menekankan pada peningkatan kesempatan dan penggunaan potensi sumber daya manusia
5. Pendekatan sistem
Perubahan memperhatikan hubungan interrelasi antar unit dan aktivitas sebagai satu kesatuan sistem
6. Menggunakan metode ilmiah
Perubahan menggunakan pendekatan ilmiah sebagai pendukung pengalaman praktis.
Melengkapi karakteristik diatas, McLean (2006: 12-13) menambahkan beberapa karakteristik lain sehingga terkesan lebih detail. Secara keseluruhan menurut McLean karakteristik inti OD adalah sebagai berikut:
1.
OD
merupakan bidang kajian yang menggunakan pendekatan multidisiplin dengan pijakan utama disiplin ilmu prilaku terapan
(applied behavioral science). Disiplin lain yang juga mendukung
dan terlibat dalam
proses OD termasuk:
prilaku organisasi, manajemen, bisnis, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi, pendidikan,
konseling dan administrasi publik.
2.
Tujuan utama OD, meski tidak
eksklusif, adalah meningkatkan efektivitas organisasi di samping tujuan lain seperti tingkat
kesehatan organisasi.
3.
Target utama perubahan atau cakupan
unit aktivitas yang diubah adalah keseluruhan
organisasi, departemen, kelompok
kerja, atau individu-individu dalam sebuah organisasi. Di samping itu sangat dimungkinkan pula untuk menggunakan OD
dalam perubahan komunitas, atau perubahan lain yang lebih makro seperti
bangsa atau negara dan wilayah
teritori.
4.
OD mengakui pentingnya komitmen,
dukungan dan keterlibatan manajemen puncak dalam menjalankan proses perubahan. Namun OD juga tidak menampik
untuk menggunakan pendekatan bottom up dalam 5.12 Manajemen
Perubahan l proses pelaksanaannya khususnya manakala budaya
organisasi yang ada memungkinkan cara tersebut bisa diberlakukan
dalam upayanya untuk meningkatkan kinerja
organisasi.
5.
OD
merupakan strategi perubahan
yang bersifat terencana
dan jangka panjang.
Di samping itu OD juga menyadari bahwa lingkungan sangat dinamis. Lingkungan seperti ini mengharuskan para konsultan atau partisi
OD memiliki kemampuan untuk merespon dengan
cepat manakala lingkungan tersebut berubah.
6.
Fokus perhatian utama OD adalah sistem
organisasi secara menyeluruh termasuk bagian- bagian
dari sistem tersebut.
7.
OD
menggunakan pendekatan kolaborasi dengan berbagai pihak yang akan terkena dampak
perubahan,
8.
Program OD menekankan cara-cara
baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja
seluruh anggota organisasi
9.
OD adalah program berbasis edukasi
yang didesain untuk mengembangkan nilai, sikap, norma dan praktik manajemen yang diharapkan dapat menghasilkan iklim
organisasi yang sehat yang menghargai prilaku yang sehat. OD
dengan demikian merupakan
proses perubahan yang berasaskan nilai-nilai humanisme.
10.
Dalam pelaksanaannya OD dibantu
oleh agen perubahan, tim perubahan dan manajer lini
yang peran utamanya adalah menjadi fasilitator, guru dan Pembina, bukan
semata-mata seorang ekspert
yang memaksakan kehendak.
11.
OD
menyadari pentingnya tindakan
lanjutan yang terencana
sebagai upaya untuk mempertahankan hasil perubahan.
12.
Dalam pelaksananya OD banyak
melakukan intervensi terhadap proses
dan struktur organisasi demi
memperbaiki proses dan struktur tersebut. Intervensi tersebut harus terencana dengan baik dan orang yang
melakukannya dituntut memiliki kemampuan bekerja sama dengan individu, kelompok atau keseluruhan organisasi yang diintervensi.
Dari Artikel diatas, karakteristik OD PT. Telkom diantaranya adalah:
1.
Perubahan
dilakukan secara terencana. Perubahan ini dimulai sejak tahun
2003 dimana sejak tahun tersebut,
Telkom telah berupaya melakukan restrukturisasi internal dengan membangun
pola kepemimpinan transformasional dan melakukan penyesuaian kompensasi kepada segenap karyawannya untuk mencapai tujuan perusahaan
2.
Menggunakan Pendekatan kolaboratif yang melibatkan banyak pihak, hal ini dicerminkan dari perumusan budaya korporasi The Telkom Way yang bertujuan memberi pemahaman atas konsepsi budaya perusahaan The Telkom Way memberikan pemahaman atas konsepsi budaya perusahaan
agar diperoleh kesamaan persepsi serta keseragaman pola pengembangannya. Pengembangan Budaya Korporasi di Telkom dilakukan
untuk menggugah kesadaran
seluruh komponen organisasi tentang pentingnya budaya
korporasi dalam memelihara daya tahan dan mensinergikan daya saing, terbentuknya keselarasan budaya perusahaan dengan strategi perusahaan dan terbangunnya competitive advantage.
3.
Berorientasi kinerja, hal ini dibuktikan dengan budaya baru The Telkom ways merupakanbudaya kerja dengan nuansa nuansa kompetisi.
4.
Berorientasi
humanism, keunggulan kompetitif yang dimiliki telkom merupakan
hasil implementasi manajemen
pengetahuan terhadap kinerja organisai di berbagai bidang. Untuk meningkatkan kualitas
SDMnya telkom berupaya
untuk membuka selebar-
lebarnya kesempatan pegawai
untuk mendapat ilmu pengetahuan. Hal ini diimplementasikan melalui Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM yaitu knowledge sharing.
JAWABAN 2
Dari Artikel diatas, Shared Vision PT Telkom adalah PT Telkom memahami bahwa untuk dapat bertahana di persaingan yang semakin kompetitif, sebuah organisasi harus terus belajar dan berusaha mentransformasikan diri pada lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukanadalah dengan melakukan perbaikan terus menerus terhadap Sumber daya dan Modal Intelektual yang merupakan fondasi dan pillar stratefi dalam perusahaan, sebab tanpa sumber daya dan modal intelektual yang unggul perusahaan akan menghadapi banyak permasalahan dalam menghadapi persaingan di pasar
JAWABAN 3
Terdapat 5 Subsistem dalam organisasi pembelajar, kelima subsistem tersebut adalah Subsistem Pembelajar, Subsistem Transformasi Organisasi, Subsistem Pemberdayaan Manusia, Subsistem Pengetahuan, dan Subsistem Teknologi.
1)
Subsistem Pembelajaran
Subsistem pembelajaran berkenaan dengan tingkat-tingkat pembelajaran, tipe dari pembelajaran yang krusial bagi pembelajaran yang terorganisasi, dan keahlian kritis dalam pembelajaran yang terorganisasi. Organisasi pembelajar termanifestasi melalui tiga tingkatan pembelajar yaitu individu, tim atau kelompok, dan organisasi (Wang & Ahmed, 2003).
a) Pada tingkatan individu, pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh seseorang melalui pelatihan, belajar sendiri, pemahaman, observasi, dan refleksi diri.
b) Pada tingkatan kelompok atau tim dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi oleh dan di dalam kelompok. Pembelajaran tim dapat terjadi melalui upaya-upaya penyelesaian konflik dengan menyatukan sudut pandang yang berbeda ke dalam pemahaman yang dapat diterima tanpa kompromi. Pembelajaran tim juga dapat terjadi melalui uji coba terhadap satu hipotesis atau menemukan sesuatu yang baru, dua atau lebih orang atau tim berkomunikasi untuk mencapai satu tujuan yang positif.
c) Pada tingkatan organisasi sebagai bagian dari organisasi pembelajar berperan menawarkan berbagai peluang untuk belajar. Melalui pembentukan divisi, departemen, komite, dan tim kerja pada dasarnya merupakan sarana dan peluang bagi kelompok untuk belajar, mempercepat proses pembelajaran, memperdalam pembelajaran, serta memperluas pembelajaran.
2)
Subsistem Transformasi Organisasi
Untuk Untuk tumbuh dengan subur sebagai organisasi pembelajar, perusahaan harus mengatur kembali dirinya sendiri melalui suatu fokus yang penuh perhatian pada empat dimensi subsistem organisasi yaitu visi, budaya, strategi, dan struktur atau dikenal dengan empat dimensi kunci transformasi organisasi
3)
Subsistem Pemberdayaan Orang-orang/Manusia
Dalam Subsistem pemberdayaan orang-orang/manusia, terdapat enam dimensi kunci dari subsistem pemberdayaan orang-orang/manusia yaitu pegawai, manajer, pelanggan, supplier, mitra kerja, dan kelompok-kelompok komunitas/masyarakat
4)
Subsistem Pengetahuan
Marquardt (1996) menyatakan bahwa pengetahuan menjadi lebih penting untuk organisasi dibanding sumber daya keuangan, menjual posisi, teknologi, atau aset perusahaan lainnya. Pengetahuan dilihat sebagai sumber daya yang utama digunakan di dalam penyelenggaraan organisasi. Kultur tradisi organisasi, teknologi, operasi, sistem dan prosedur adalah semua keahlian dan pengetahuan yang didasarkan pada pengetahuan. Organisasi pembelajar yang sukses secara sistematis memadu pengetahuan di seluruh organisasi melalui empat langkah sehingga dapat dengan sukses diterapkan dan digunakan. Dimensi kunci dari subsistem
pengelolaan pengetahuan adalah penguasaan, penciptaan, penyimpanan, transfer dan penggunaan.
1) Akuisisi (penguasaan) berkenaan dengan pengumpulan informasi dan data yang ada dari dalam dan luar organisasi.
2) Penciptaan melibatkan pengetahuan baru yang diciptakan dalam organisasi melalui wawasan dan pemecahan masalah.
3) Penyimpanan adalah pengkodean dan pemeliharaan pengetahuan berharga organisasi untuk akses yang mudah oleh anggota staf pada suatu waktu dan dari mana pun.
4) Transfer dan penggunaan termasuk mekanikal, elektronik, dan pergerakan interpersonal dari informasi dan pengetahuan, secara sengaja dan tidak sengaja, di seluruh organisasi serta aplikasinya dan kegunaannya oleh para anggota organisasi.
5) Subsistem Teknologi
Sebagaimana dikemukakan oleh Marquardt (1996), subsistem kelima dari organisasi pembelajar adalah teknologi, yang terdiri dari teknologi informasi, pembelajaran berbasis teknologi, dan kinerja sistem dengan dukungan elektronik atau Electronic Performance Support System (EPSS). Subsistem teknologi adalah pendukung, jaringan teknologi yang terintegrasi dan alat informasi yang membolehkan akses dan pertukaran terhadap informasi dan pembelajaran. Hal itu termasuk proses teknik, sistem-sistem, dan struktur untuk kolaborasi, pelatihan, koordinasi, dan keahlian pengetahuan lainnya. Tiga komponen utama dari subsistem teknologi adalah teknologi informasi, pembelajaran berdasarkan teknologi, dan Electronic Performance Support System (Sistem Pendukung Kinerja berbasis Elektronik – EPSS).
JAWABAN 4
Manajemen Pengetahuan sangat penting bagi sebuah organisasi, sebab manajemen intelektual yang baik akan menghasilkan pengetahuan yang berkualitas. Pengetahuan yang dihasilkan merupakan asset bagi perusahan dan kemudian akan menjadi Keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut yang sulit disaingi atau ditiru oleh kompetitornya.
Secara umum, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah menerapkan manajemen pengetahuan. Penerapan manajemen pengetahuan tersebut dilakukan terhadap kinerja organisai di berbagai
bidang, diantaranya bidang operasi dan pelayanan, bidang pengembangan kompetensi inti, bidang pemeliharaan ketersediaan pengetahuan, dan bidang inovasi dan pengembangan produk. Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis dan keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian, dan pengaplikasian semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM dibagi menjadi 3 fase, yaitu Knowledge Acquisition (ketika Pegawai menyadari perlunya mempelajari pengetahuan tertentu), Knowledge Sharing (ketika pengetahuan tersebut dibagikan kepada karyawan lain untuk meningkatkan pengetahuan mereka) dan Knowledge utilisation (ketika pengetahuan itu digunakan untuk menghasilkan proses bisnis yang lebih efektif)
a) Knowledge Acquisition
Proses
akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaanmenyadari perlunya mempelajari pengetahuan tertentu.
Akuisisi pengetahuan terjadi ketika proses interaksi antara eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge
source (knowledge
seller) berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya
pengetahuan dari knowledge source ke knowledge
buyer. Knowledge
source ini berasal
dari brainware/knowledge worker (human
capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari konsumen dan eksternal perusahaan.
b) Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi. Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal. Forum formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum, rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
Comments
Post a Comment